Bos Huawei Cegah Pembalasan Terhadap Apple oleh Beijing

                                    Pendiri dan CEO Huawei, Ren Zhengfei (Foto: Reuters)

JAKARTA - Pendiri dan Kepala Eksekutif Huawei Technologies Ren Zhengfei mengatakan kepada Bloomberg bahwa pembalasan oleh Beijing terhadap Apple Inc adalah tidak mungkin dan ia menentang langkah semacam itu.
Ketika ditanya tentang panggilan dari beberapa orang di China untuk membalas terhadap Apple, bos Huawei ini mengatakan bahwa dia akan "memprotes" langkah apa pun jika itu akan diambil oleh Beijing, seperti dilansir Reuters, Senin (27/5/2019).
"Bahwa (pembalasan China terhadap Apple) tidak akan terjadi dan kedua, jika itu terjadi, saya akan menjadi yang pertama untuk memprotes," kata Ren dalam wawancara dengan Bloomberg.
Meskipun tengah mendapatkan tekanan dari pemerintah AS, Huawei akan meningkatkan pasokan chip atau mencari alternatif untuk tetap terdepan dalam smartphone dan 5G.
Informasi yang beredar sebelumnya mengungkapkan, jumlah produk-produk Huawei yang diekspor dan dikapalkan ke sejumlah negara di dunia berpeluang anjlok pada kuartal pertama 2019.
Bos Huawei Cegah Pembalasan Terhadap Apple oleh Beijing
Ponsel pintar mereka terancam hilang dari pasar Internasional menyusul sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat, demikian analisis Fubon Research and Strategy Analytics, dikutip dari Antaranews.
"Huawei mungkin akan terhapus dari pasar ponsel pintar di Eropa barat pada 2020 jika produk mereka kehilangan akses ke Google," ujar Direktur Strategi Ponsel Pintar Nirkabel Strategy Analytics Linda Sui.
Fubon Research and Strategy Analytics memperkirakan pengapalan ponsel pintar Huawei, sebagai produsen terbesar kedua di dunia dari sisi angka penjualan, dapat turun pada empat persen dan 24 persen pada 2019 jika sanksi AS masih terus terjadi.
Bos Huawei Cegah Pembalasan Terhadap Apple oleh Beijing

Baca juga: Konsumsi Internet Masyarakat saat Ramadan Meningkat
(ahl)

Comments

Popular posts from this blog

9 Most Beautiful Beaches In Europe You Should Visit This Summer

Why US-Iran tensions could quickly escalate into a crisis